Cinta Segitiga
CINTA SEGITIGA

 Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.Kira-kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis  dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba-tiba seorang pria tampan memakai kendaraan sepeda motor mengikuti sepanjang jalannya dengan pelan-pelan, sementara berpasang-pasang mata tampak mengarahkan pandangannya kearah  gadis manis itu.
Tiara, itulah nama gadis berwajah manis dan lugu itu. Entah kenapa dia seakan-akan menjadi pusat perhatian para pria. Tiara bermaksud untuk pergi kerumah temannya, tiba-tiba seorang pria itu menghentikan langkah Tiara.
“Haii...!” Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Sesaat keduanya terdiam, hanya mata mereka saja yang saling pandang. Namun itupun tidak berlangsung lama, karena Tiara perlahan-lahan menundukkan kepalanya. Seakan tidak ingin berlama-lama saling beradu pandang dengan pria itu.
“Kamu...Kamu tinggal disini ?” Tanya pria itu.
“Iya...Memangnya kenapa ?” Jawab Tiara.
“Tidak..Bolehkah aku mengetahui namamu ?” Tanya pria itu.
“Boleh,” Jawab Tiara. “ Namaku Tiara.”
“Dan namaku Putra.” Dengan cepat pemuda itu memperkenalkan namanya. Setelah mereka berkenalan Putra bergegas untuk pulang, dia tersenyum-senyum karena dia tidak menduga akan bertemu dengan Tiara. Hatinya sangat girang dan gembira.
  Dua minggu kemudian secara tidak sengaja kakak nya Tiara ngekos di daerah tempat tinggalnya Putra. Tak disangka dan tak diduga Tiara dan Putrapun dipertemukan kembali.
“Putra: Haii Tiara....!!! sedang apa diri mu disini ??? Tanya Putra.
“Tiara: Haii juga Putra!!enggak,lagi nganter kakak pindahan kesini.” Jawab Tiara.
“Putra: Wahh Putra bisa ketemu terus dong sama Tiara!!” Tanya Putra.
“Tiara: Emmmmzz... Ya gitu deh.” Jawab Tiara

Tiara dan Ibunya sedang duduk diruangan tamu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Kakaknya  pun bergegas menuju keruang tamu untuk membukakan pintu.
“Siapa?” Tanya kakaknya Tiara setelah membukakan pintu.
“Saya Putra ka temannya Tiara..” Jawab Putra.
“Oh... silahkan masuk.” Kakaknya Tiara mempersilahkan Putra masuk kedalam ruangan tamu untuk bertemu dengan Tiara.
“ Selamat malam bu, saya Putra temannya Tiara. Saya ingin bertemu dengan Tiara.”
“ Ya,silahkan duduk.” Jawab Ibunya Tiara. Ibunya Tiara pun bergegas untuk pergi kebelakang,karena tidak ingin mengganggu anak gadisnya itu yang baru saja pertama kalinya dekat dengan seorang pria.
“Putra : Hai Tiara?”
“Tiara “ Hai juga Putra?”

Mereka berdua pun berbincang-bincang hingga malam. Putra pun pulang dari rumah Tiara. Tiara menceritakan awal pertemuannya dengan Putra kepada Ibunya dan Tiara sudah mulai menyukai Putra.
Dua bulan berlalu setelah perkenalan Tiara dan Putra. Putra mengatakan cintanya pada Tiara bahwa Putra menyayangi dan mencintainya sejak pertama bertemu.Tiara pun menerima Putra sebagai Kekasihnya. Akhirnya mereka pun jadian !!!

Lima bulan berlalu Tiara dan Putra melewati hari-harinya bersama penuh dengan warna. Putra adalah pria yang sangat-sangat menyayangi Tiara, menjaga Tiara, dan pria yang penuh keromantisan. Tetapi  semuanya berubah, Putra sudah mulai menghianati cintanya Tiara dengan yang lain, Ia berselingkuh dengan teman dekatnya Tiara.Hubungan mereka pun kini mulai tak seindah dulu lagi,hingga akhirnya mereka berpisah.

Tiga minggu berlalu setelah Tiara berpisah dengan Putra,Tiara sudah memasuki SMP kelas 3. Saat Tiara berdiam diri dipekarangan sekolah sepasang matanya menatap kearah pohon, dimana tampak terdapat goresan yang menghiasi pohon itu. Goresan-goresan yang dibuat dengan cara menyayat kulit batang pohon itu, dan tiba-tiba ada pria yang menghampiri Tiara.
“Pohon yang malang dan patut dikasihani,” desah Tiara sambil menghela napas panjang.
“Kenapa kamu mengatakan pohon ini patut untuk dikasihani?” Tanya pria itu.
“Mereka terlalu sadis mengukir dipohon ini.”
“Tidak, jika menurut pendapatku !!” Jawab Pria itu.
“Tentu, karena kamu tidak mengetahui penderitaan pohon ini.”
“Ada kalanya, penderitaan itu sangat berharga.” Pria itu menepuk-nepuk pohon itu. “Ini hanya pohon biasa, namun ukiran huruf-huruf itu akan kekal abadi selama-lamanya.” Pria itu menoleh kearah Tiara seraya kembali berkata,  “Bukankah suatu kenangan sangat sulit untuk dilupakan?” Pria itu tersenyum.

Tiara tersenyum dengan wajah muram. “Kamu tidak mengetahui apa yang aku rasakan saat ini, kamu juga tidak mengetahui sakit dan pahitnya rasa ini.” Tutur Tiara. “Aku memang tidak mengetahuinya tetapi aku dapat merasakan rasa sakit yang kamu alami sekarang ini.” Tutur Pria itu.

Tiara merasa tingkah laku dan sifat pria ini berbeda dengan pemuda yang lain, gerak geriknya halus dan sopan.
“Namamu siapa dan kelas 9 apa?” tanya Tiara.
“Namaku Ridwan,, aku kelas 9E .”
“ oohh,,darimana kamu mengetahui namaku?” tanya Tiara.
“ Siapa siihh yang enggak kenal kamu, banyak orang yang mengagumimu Tiara. Tetapi sayang sinar dan keceriaan diwajahmu kini sudah tiada, kamu telalu terpuruk oleh masa lalu kamu bangkit Tiara !!” tutur Ridwan.
“Terimakasih Ridwan.” Jawab Tiara. Tiara dan Ridwan pun pergi dari pekarangan sekolah itu. Dari perkenalan itu Tiara dan Ridwan pun menjadi seorang teman, mereka akrab dan kegembiraan pada raut wajah Tiara sudah mulai kembali. Tiara menjadi gadis yang ceria lagi seolah-olah dia sudah melupakan sakit yang ia rasakan selama ini. “ Terimakasih ya Ridwan.” Tutur Tiara.
“ Terimakasih buat apa?” Tanya Ridwan.
“ Ya, karena kamu sudah mau menjadi teman aku dan kamu juga sudah dapat mengembalikan lagi senyum aku. Tanpa kamu mungkin aku tidak akan menemukan kegembiraan lagi.” Tutur Tiara.
“ ohh..Sama-sama Tiara. Aku senang berteman dengan kamu. Bukankah kamu telah menemukan kegembiraanmu? Kamu akan berteman dengan yang lainnya, maka kegembiraan hatimu juga akan bertambah.” Tutur Ridwan.

Tiara mendengar terus apa yang sedang dikatakan Ridwan, hatinya terus terhibur dan tenang. Tiara sadar bahwa didunia ini tiada jalan buntu jika ingin bertekad bulat berjalan terus dengan setulus hati.

Ketika Tiara sudah mulai dekat dan menyayangi Ridwan begitupun perasaan Ridwan kepada Tiara, Putra menghubungi Tiara kembali dan mengajaknya untuk kembali lagi bersama Putra. Putra meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kehilafan dia selama ini, namun Tiara bingung dengan perasaannya. Ia masih mencintai Putra yaitu Cinta Pertamanya sedangkan disisi lain dia juga mencintai Ridwan yang sudah membuat hari-hari Tiara kembali lagi menjadi hari-hari yang cerah dan penuh warna. Akhirnya Tiarapun memutuskan untuk menerima Putra kembali menjadi kekasihnya.
“ Terimakasih Tiara kamu sudah mau menerima aku sebagai kekasihmu lagi, aku janji aku nggak akan mengulangi lagi kesalahan terbesar aku ini, aku janji Tiara.” Tutur Putra. “ Iya,,aku nggak butuh janji kamu aku hanya butuh bukti kamu Put.” Jawab Tiara. “Pasti akan aku buktikan.” Jawab Putra.
Setelah Tiara dan Putra kembali lagi, Ridwan sudah mulai menjauhi Tiara. Hati ridwan sangat-sangat pedih dan hancur berkeping-keping melihat mereka bersama.

Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi, para siswa itu pun mulai meninggalkan ruangan kelas. Tiara berjalan keluar dari dalam kelas, ia seperti orang kebingungan dengan apa yang ia ambil dari keputusannya itu, ia tidak pernah melihat lagi Ridwan disekolah. “ Kemana Ridwan ?” Tanyanya dalam hati. Tiara pun pulang kerumah dan mengganti pakaiannya didalam kamar.
“toook...tokkk..tokk.” suara ketukan pintu kamar Tiara. Ibunya memanggil. “ Tiara, buka pintunya sayang!!”
“ Iya mah, sebentar.” Jawab Tiara. Tiara membukakan pintu kamarnya. “ ada apa mah?” tanya Tiara.
“ ini ada surat untuk kamu, dari Ridwan !” tutur Ibunya.
Tiara kaget...
“ Apa bu, dari Ridwan ??”
“ Iya dari Ridwan, sudah baca dulu saja suratnya siapa tau ada sesuatu yang penting !!” Tutur Ibunya.
“ terimakasih bu.” Tutur Tiara.

Dalam surat ini Ridwan menulis sebuah tulisan yaitu yang berisi  :
To : Tiara orang yang aku sayang
“ Tiara maaf sebelumnya aku tidak menemui kamu sebelum aku pindah rumah dan belakangan ini aku mulai menjauhi kamu, aku nggak mau mengganggu hubungan kamu sama Putra, aku ingin melihat kamu bahagia bersama dia. Sebenarnya aku mengetahui saat kamu mencari-cari aku.”

Jujur hati ini hancur berkeping-keping saat aku tau kamu bersamanya, jujur aku menyayangimu lebih dari seorang teman. Aku mencintaimu semenjak kamu masuk SMP. Tetapi, aku tidak berani untuk mengungkapkannya apalagi semenjak kita dekat hati ini sangat-sangat bahagia.

Hanya satu pesan yang aku titipkan untuk kamu, terus tersenyum meski hati kita tersakiti, dan semoga saja hubungan kamu bersama Putra dapat berjalan lama. Amienn, I Always Love You Tiara.

Tiara meneteskan air matanya setelah membaca surat dari Ridwan. Tiara bingung apa yang harus ia lakukan setelah ia mengetahui bahwa Ridwan sudah meninggalkan dia.

Sinar pagipun sudah mulai memancarkan cahayanya, Tiara berdiri dibawah pohon yang penuh dengan ukiran huruf-huruf, ia berdiri ibarat sebuah patung, matanya tidak berkedip memandang kearah ukiran huruf-huruf itu. Didalam pikirnya hanya memikirkan “Bagaimana keadaan Ridwan, mengapa aku selalu memikirkan Ridwan. Apakah aku benar-benar mencintainya ?” Tanya Tiara dalam hatinya.

Beberapa bulan kemudian, Tiara mengambil surat kelulusannya disekolah. Dia  terus berdiri didepan pekarangan sekolahnya, ia meningat masa-masa saat bertemu Ridwan pertama kalinya. “ Aku rindu kamu Ridwan.” Tutur Tiara. Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki, dengan terburu-burunya Tiara membalikan badannya.
“Ridwan..”
“Tiara...”

Mereka berhadap-hadapan, tanpa mengatakan sesuatu namun tatapan mata mereka mencerminkan hati yang mengandung kegirangan yang meluap-luap.
“ kamu tega meninggalkan aku Ridwan.” Tutur Tiara.
“ Bukannya aku tega Tiara, aku hanya ingin melihat kamu bahagia bersama Putra, dan aku nggak mau hati ini terus-terusan merasakan sakit, serta aku juga harus ikut pindah bersama orangtuaku.” Jawab Ridwan
“ Maafkan aku Ridwan, aku tidak bermaksud melukai perasaan kamu.”
“ Ia tidak apa-apa Tiara.” Jawab Ridwan
“ Tetapi Ridwan.”
“ Tetapi apa Tiara?” tanya Ridwan.
“ Aku menyayangi dan mencintai kamu?” Jawab Tiara.
“ tetapi bagaimana hubungan kamu dengan Putra?” Tanya Ridwan.
“ Entahlah, aku bingung !” jawab Tiara.

Tiba-tiba suara langkah kaki mendekati mereka berdua, dan ternyata dia adalah Putra. Putra marah dan menatap Tiara dengan mata yang sangat tajam, Tiara bingung apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Putra mengeluarkan satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab Tiara. 
“ Tiara siapa yang mau kamu pilih untuk menjadi kekasih kamu,,aku  sudah mendengar semua pembicaraan kamu bersama Ridwan.?” Tanya Putra.
Tiara hanya terdiam membisu, Tiara bingung mau menjawab apa. Tiara mencintai kedua pria ini, tetapi dalam sisi lain Tiara juga tidak mungkin memilih salah satunya. Apabila ada salah satu seorang pria yang ia pilih untuk menjadi kekasihnya ia akan menyakiti salah satu perasaan pria itu. Tiara pun memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari mereka berdua untuk menjadi kekasihnya walaupun Tiara mencintai dan menyayangi mereka berdua. “ maaf Putra kita harus mengakhiri hubungan ini, dan kamu Ridwan aku juga tidak mungkin memilih kamu untuk menjadi kekasihku. Lebih baik kita semua berteman, aku tidak mau ada seseorang dari kalian berdua yang merasakan sakit. Terimakasih untuk semua kasih sayang dan kebaikan yang kalian berikan selama ini untukku.” Tutur Tiara.
“ Baiklah Tiara.” Ujar Ridwan dan Putra.
 
Top